Kamis, 06 Februari 2014

KARENA IBU ADALAH AWAL MULA SEGALANYA

 Drs Saifullah Yusuf
Wakil Gubernur Jawa Timur

Kahlil Gibran sang penyair besar menyebut bahwa ibu adalah kata-kata yang paling indah yang pernah terucap dari bibir-bibir manusia. Rasulullah SAW bersabda sampai tiga kali “Ibu”, baru kemudian “Bapak” ketika ditanya siapa manusia yang paling dihormati. Semua ini tidak berlebihan karena memang apa yang lebih hebat dari kasih sayang seorang Ibu? Tidak ada. Ini memang klise. Tapi, kasih sayang tanpa mengharapkan imbalan, rasanya hanya dimiliki oleh seorang ibu. Tiap orang pasti mempunyai cerita sendiri tentang hubungannya dengan ibu. Begitu pula dengan saya. Layaknya seorang ibu yang baik, ibu saya ingin sekali saya menjadi orang. Untuk itu ibu saya meminta petuah dari seorang kyai khos, namanya KH Abu Ammar. Yah ini biasa dibandingkan dengan ibu-ibu jaman sekarang yang mengkursuskan anak-anaknya  karena tujuannya satu: setiap ibu ingin anaknya jadi orang. 

Pesan beliau kepada ibu ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama, ibu harus mengirim saya untuk keluar rumah dan mandiri. Yang kedua, ibu harus salah tahajud selama 40 hari, kemudian wiridan (dzikir) tertentu. Tiba-tiba ketika ibu hendak meniupkan ke kening, saya terbangun. Ibu saya kaget, saya juga kaget.

Lepas dari makna berhasil atau tidaknya laku tersebut, tapi bagi saya itu menyentuh sekali. Ibu saya mau-mau saja melakukan banyak hal. Saya rasa yang terpenting bukan lakunya tapi pengharapan dan tindakan beliau itu justru menggerakkan saya, yang membuat saya termotivasi. Sekaligus termenung dengan besar kasih yang terlihat dari sana. Saya yakin, siapapun pasti mbrabak mili (menangis) ketika teringat momen-momen semacam indah bersama ibunya.

Ketika disebut kata ibu, langsung terbayang sosok paruh baya dengan sedikit keriput dan sedikit uban yang menjadikan wajahnya beraura seperti Dewi Kwan Im, penuh kasih dan terlihat bijak sekali. Makanya saya --- dan siapa saja--- pasti akan trenyuh  bila mendengar ada anak menyia-nyiakan ibunya atau hubungan dengan ibunya yang kurang baik. Karena dulu, saat kita kecil dan sangat sering bertingkah menjengkelkan, ibu selalu memeluk kita dengan penuh kasih. Pada umumnya, orang sini mencintai ibunya sepanjang hayat.

Untuk itu, perkenankan saya untuk mengucapkan terima kasih kepada para ibu manapun, terutama ibu saya, atas cintanya. Saya juga menghimbau kepada saya dan para anak-anak di mana pun, seharusnya kita memperlakukan ibu dengan penuh kasih juga. Meski kita tahu, perbuatan baik macam apa pun tak mampu untuk membalasnya.

Sumber : Surat Untuk perempuan Jawa Timur; Jawa Pos; Edisi Jumat 20 Desember 2013