Drs Saifullah Yusuf
Wakil Gubernur Jawa Timur
Kahlil Gibran sang
penyair besar menyebut bahwa ibu adalah kata-kata yang paling indah yang pernah
terucap dari bibir-bibir manusia. Rasulullah SAW bersabda sampai tiga kali
“Ibu”, baru kemudian “Bapak” ketika ditanya siapa manusia yang paling
dihormati. Semua ini tidak berlebihan karena memang apa yang lebih hebat dari
kasih sayang seorang Ibu? Tidak ada. Ini memang klise. Tapi, kasih sayang tanpa
mengharapkan imbalan, rasanya hanya dimiliki oleh seorang ibu. Tiap orang pasti
mempunyai cerita sendiri tentang hubungannya dengan ibu. Begitu pula dengan
saya. Layaknya seorang ibu yang baik, ibu saya ingin sekali saya menjadi orang.
Untuk itu ibu saya meminta petuah dari seorang kyai khos, namanya KH Abu Ammar.
Yah ini biasa dibandingkan dengan ibu-ibu jaman sekarang yang mengkursuskan
anak-anaknya karena tujuannya satu: setiap ibu ingin anaknya jadi orang.
Pesan beliau
kepada ibu ada dua hal yang harus dilakukan. Pertama,
ibu harus mengirim saya untuk keluar rumah dan mandiri. Yang kedua, ibu harus
salah tahajud selama 40 hari, kemudian wiridan (dzikir) tertentu. Tiba-tiba
ketika ibu hendak meniupkan ke kening, saya terbangun. Ibu saya kaget, saya
juga kaget.
Lepas dari makna
berhasil atau tidaknya laku tersebut, tapi bagi saya itu menyentuh sekali. Ibu
saya mau-mau saja melakukan banyak hal. Saya rasa yang terpenting bukan lakunya
tapi pengharapan dan tindakan beliau itu justru menggerakkan saya, yang membuat
saya termotivasi. Sekaligus termenung dengan besar kasih yang terlihat dari
sana. Saya yakin, siapapun pasti mbrabak mili (menangis) ketika teringat
momen-momen semacam indah bersama ibunya.
Ketika disebut
kata ibu, langsung terbayang sosok paruh baya dengan sedikit keriput dan
sedikit uban yang menjadikan wajahnya beraura seperti Dewi Kwan Im, penuh kasih
dan terlihat bijak sekali. Makanya saya --- dan siapa saja--- pasti akan trenyuh
bila mendengar ada anak menyia-nyiakan ibunya atau hubungan dengan ibunya yang
kurang baik. Karena dulu, saat kita kecil dan sangat sering bertingkah
menjengkelkan, ibu selalu memeluk kita dengan penuh kasih. Pada umumnya, orang
sini mencintai ibunya sepanjang hayat.
Untuk itu,
perkenankan saya untuk mengucapkan terima kasih kepada para ibu manapun,
terutama ibu saya, atas cintanya. Saya juga menghimbau kepada saya dan para anak-anak
di mana pun, seharusnya kita memperlakukan ibu dengan penuh kasih juga. Meski
kita tahu, perbuatan baik macam apa pun tak mampu untuk membalasnya.
Sumber : Surat
Untuk perempuan Jawa Timur; Jawa Pos; Edisi Jumat 20 Desember 2013