Dulu saat masih
kecil kita tak bisa makan. Lalu ibu, bapak, saudara tua, kerabat dan
tetangga menyuapi kita setiap hari. Setelah beberapa tahun kita belajar
(makan), kita baru bisa makan sendiri.
Dulu saat masih
kecil kita tidak bisa bicara. Lalu ibu bapak, saudara tua, kerabat, tetangga
melatih kita bicara. Setelah beberapa tahun belajar, kita baru bisa bicara.
Dulu saat masih
kecil kita tidak tahu apa-apa. Lalu ibu, bapak, saudara, kerabat,
tetangga, teman, guru sekolah dan teknologi (media) memberitahu kita. Lalu
dalam beberapa tahun kita dinyatakan lulus dan tahu banyak hal.
Saat awal bekerja
di instansi atau perusahaan, kita tidak tahu apa-apa. Ternyata belajar di
sekolah itu belum cukup untuk bekerja. Lalu trainer, atasan, dan teman-teman
melatih (memandu) kita bagaimana bekerja. Setelah beberapa bulan, kita baru
bisa bekerja dengan baik sesuai standar operasi yang ada.
Begitulah proses
kesuksesan, kemandirian dan bekerja mandiri terjadi. Kita tidak bisa
melakukannya sendiri. Ada banyak orang di sekitar yang terlibat dan membantu
kita. Ada banyak anak tangga yang harus kita lewati. Ada banyak suka dan duka
yang harus kita nikmati. Ada banyak waktu, biaya, tenaga dan pikiran yang harus
kita korbankan untuk mencapai kesuksesan. Ada banyak faktor yang terlibat, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang kita tidak ketahui. Semuanya tidak
serta merta, tetapi melalui proses yang rumit dan panjang.
Sangat rumit untuk
dijelaskan dengan perkataan maupun tulisan. Melainkan hanya ringkasan atau
gambaran singkat. Kadang kita baru memahaminya setelah semua berlalu. Itupun
dalam waktu puluhan tahun berikutnya. Bahkan kadang kita tidak pernah akan
memahaminya sama sekali—selamanya. Tetapi janganlah lupa! Bahwa semua itu
terjadi atas kehendak (izin) Tuhan.
(****Ditulis oleh:
Sri Widodo, ST; 30 Juni 2015)