Rabu, 15 Juli 2015

KESUKSESAN DAN KEMANDIRIAN



Dulu saat masih kecil  kita tak bisa makan. Lalu ibu, bapak, saudara tua, kerabat dan tetangga menyuapi kita setiap hari. Setelah beberapa tahun kita belajar (makan), kita baru bisa makan sendiri. 

Dulu saat masih kecil kita tidak bisa bicara. Lalu ibu bapak, saudara tua, kerabat, tetangga melatih kita bicara. Setelah beberapa tahun belajar, kita baru bisa bicara. 

Dulu saat masih kecil kita  tidak tahu apa-apa. Lalu ibu, bapak, saudara, kerabat, tetangga, teman, guru sekolah dan teknologi (media) memberitahu kita. Lalu dalam beberapa tahun kita dinyatakan lulus dan tahu banyak hal. 

Saat awal bekerja di instansi atau perusahaan, kita tidak tahu apa-apa. Ternyata belajar di sekolah itu belum cukup untuk bekerja. Lalu trainer, atasan, dan teman-teman melatih (memandu) kita bagaimana bekerja. Setelah beberapa bulan, kita baru bisa bekerja dengan baik sesuai standar operasi yang ada. 

Begitulah proses kesuksesan, kemandirian dan bekerja mandiri terjadi. Kita tidak bisa melakukannya sendiri. Ada banyak orang di sekitar yang terlibat dan membantu kita. Ada banyak anak tangga yang harus kita lewati. Ada banyak suka dan duka yang harus kita nikmati. Ada banyak waktu, biaya, tenaga dan pikiran yang harus kita korbankan untuk mencapai kesuksesan. Ada banyak faktor yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak langsung yang kita tidak ketahui. Semuanya tidak serta merta, tetapi melalui proses yang rumit dan panjang. 

Sangat rumit untuk dijelaskan dengan perkataan maupun tulisan. Melainkan hanya ringkasan atau gambaran singkat. Kadang kita baru memahaminya setelah semua berlalu. Itupun dalam waktu puluhan tahun berikutnya. Bahkan kadang kita tidak pernah akan memahaminya sama sekali—selamanya. Tetapi  janganlah lupa! Bahwa semua itu terjadi atas kehendak (izin) Tuhan. 

(****Ditulis oleh: Sri Widodo, ST; 30 Juni 2015)