Titik awal dalam
usaha memaksimalkan potensi diri adalah mengurangi kegiatan membuang energi
secara percuma. Coba hitung secara cermat, berapa banyak energi yang kita
buang percuma setiap hari. Melihat anak, suami atau istri yang memiliki
perilaku berbeda, dorongan marah pun datang dari dalam. Di kantor, mendengar
argumen berbeda, godaan tidak sabar untuk minta izin keluar muncul.
Dalam
sebuah pelatihan di Caltex Pasifik Indonesia, pernah saya kemukakan bahwa ada
banyak manusia yang terlalu mudah untuk menyebut manusia lain
sebagai manusia sulit. Semata-mata karena orang lain punya paradigma yang
berbeda.
Menurut saya paradigma adalah salah satu sumber penyebab banyak energi
dalam diri terbuang. Sebab dengan paradigma kita sedang melihat wajah
dunia dalam kerangka yang kita punya. Kalau cocok, konflik tidak terjadi.
Sayangnya karena wajah dunia selalu lebih kompleks dari paradigma manapun, maka
konflik pun mudah sekali muncul.
Dengan banyak konflik, maka energi tidak saja
terbuang percuma, tetapi energi lain pun ikut ciut. Buktinya lihatlah orang
yang hidupnya dalam kebencian. Bukankah badan dan pikiran mereka ikut termakan
oleh permusuhan dan kebencian? Oleh karena alasan terakhir, saya mendidik diri
untuk sebanyak mungkin melihat orang lain dan dunia sebagaimana adanya.
Dan ada banyak sekali energi yang bisa dihemat dengan cara ini.
****Sumber :
Majalah Hadila – Penulis : Gede Prama; Buku Catatan Konsultan Sukses Dan Sukses
Tidak ada komentar:
Posting Komentar